Agama Islam: 'Kultum' Mengfahal dan Mengkaji Juz Amma
Well malem-malem gini saya mau memposting sebuah tugas yang udah lama banget. Ini tugas waktu saya masih SMP. Setiap bulan Ramadhan Pak Muhammad Nasir, S.Ag membuat schedule ceramah setiap hari dengan topik-topik yang berbeda pada setiap siswanya. Yahh berimbas lah dengan nilai rapot Agama :D hehehe. Kebetulan saya mendapatkan Topik 'Menghafal dan Mengkaji Juz Amma;.Sudah ah langsung aja ke TKP! Cekidoootttt
KULTUM
“MENGHAFAL
DAN MENGKAJI JUZ AMMA”
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Nama : Akhirul Annas
Kelas : IXi
No. Absen : 04
SMP Negeri 1 Mataram
2010/2011
“Definisi Juz Amma”
Juz’ Amma adalah juz terakhir dari tiga puluh juz al-Quran.
Ciri utama surah-surahnya adalah singkat-singkat, dengan bahasa yang indah mempesona,
menyentuh hati atau menghardiknya disertai dengan argumentasi-argumentasi
rasional yang mampu menyakinkan nalar yang belum dikeruhkan oleh kerancuan
berpikir atau subjektivitas pandangan.
Pada umumnya ayat-ayatnya turun sebelum Nabi Muhammad SAW
hijrah ke Madinah. Uraian Juz ini banyak sekali berkaitan dengan keniscayaan
hari kemudian, bahkan gambaran tentang apa yang terjadi saat kiamat, surga dan kenikmatannya serta neraka dan aneka
siksaanya.
Hal tersebut berulang-ulang diuraikan dari surah ke surah,
bagaikan membangunkan orang yang tidur nyenyak tak sadarkan diri menghadapi
bahaya yang mengancam. Wajar juga pengulangan itu karena salah satu akidah
pokok ajaran islam adalah kepercayaan tentang hari kebangkitan serta ganjaran
dan siksa yang menanti setiap orang.
Sebentuk kepercayaan yang ditolak oleh masyarakat Mekkah
dengan dalih bahwa Allah tidak kuasa membangkitkan manusia telah menjadi tulang
belulang dan tidak juga mengetahui rincian dari jasad yang telah menyatu dengan
tanah, tengelam di air, atau dimakan sisa-sisanya oleh binatang. Nah, inti
uraian surah-surah dalam Juz ini adalah yang berkaitan dengan akidah, baik
menyangkut keesaan Allah maupun keniscayaan hari kiamat.
“Manajemen Menghafal Quran (Juz
Amma)”
Masalahnya , bagaimana kalau
menghafal tanpa guru/ustadz? Berikut sekelumit-nya :
1. Apal kaji karena diulang, begitu pepatah kita.
Kalau diulang maka bisa hafal.
2. Menghafal
itu mudah, tapi mengulang supaya tidak lupa itu yang susah.
3. Sesuatu yang kita hafalkan maka suatu saat
akan terlupakan, kecuali kalau hafalan itu diulang sebelum lupa.
4. Semakin banyak ulangan, maka akan semakin kuat
hafalan kita, sekalipun hafalannya sudah dihafalkan puluhan tahun yang
lalu. Misalnya yang paling gampang adalah surat Al-Fatihah. Sekalipun
ini adalah surat yang pertama kita hafalkan, karena diulang terus
maka sekarang ini disuruh lupa pun insya Allah nggak lupa.
Sebaliknya, surat Al-Ma’arij yang baru dihafalkan beberapa tahun yang lalu
sudah banyak lupanya.
5. Karena
waktu setiap harinya yang dialokasikan untuk tahfiz terbatas, maka kita
perlu pengulangan strategik (strategic repetition), i.e. Mengulang bagian
dari hafalan sesuai dengan prioritas mana bagian yang paling mudah
terlupakan.
Dari kelima fakta tadi, saya
membayangkan sebuah metoda untuk program tahfiz (bisa jadi software) yang fungsinya:
1. Merekam
kemajuan hafalan kita (misal: surat sekian ayat sekian dihafal tanggal
sekian).
2. Merekam
juga bagian mana dari hafalan kita yang dibaca ulang.
3. Dari
rekaman data tadi, sang software akan membuat perhitungan,
dan menyimpulkan bahwa pada hari ini bagian yang paling mudah
terlupakan adalah surat sekian. Maka pada hari itu kita baca surat itu,
dan kita rekam kembali bahwa kita sudah ulang dengan hasil baik.
4. Perhitungan
itu bisa dilakukan dengan membuat sebuah model dengan input:
a. daya ingat => kuat, agak kuat, sedang, agak pelupa, pelupa.
a. daya ingat => kuat, agak kuat, sedang, agak pelupa, pelupa.
b.waktu suatu
bagian dihafalkan
c. berapa kali sejak dihafalkan sudah diulang.
c. berapa kali sejak dihafalkan sudah diulang.
Dari tiga hal
ini saja kita sudah bisa membuat model yang cukup baik untuk me-ranking
hafalan kita sesuai dengan potensi terlupakan. Metoda di atas akan tidak
relevan lagi kalau kita punya waktu sekian jam sehari (empat-enam jam)
untuk tahfiz. Tapi kebanyakan orang tidak bisa mengalokasikan sekian jam
sehari untuk tahfiz, karena itu saya memimpikan metode ini.
Daftar Pustaka
1. Ust.
Fatkhur Rahman, HIMPUNAN DO’A DAN DZIKIR
PILIHAN RASULULLAH. Pustaka Media th.2006 , Surabaya.
2. Departemen
Agama RI, Al-Qur’an Al Karim dan
Terjemahannya. PT. Karya Toha Putra Semarang, Semarang.
3.
http://ariefhikmah.com
4.
http://www.ilmoe.com
5.
http://muslim.or.id
Comments
Post a Comment